Kondisi proyek migas di Indonesia saat ini sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Hal ini terlihat dari adanya perkembangan yang kurang signifikan dalam kurun waktu satu dasawarsa ke belakang. Sehingga, pihak pemerintah sendiri berusaha untuk memperbaiki dengan melakukan pengembangan dengan cara membangun infrastruktur migas. Dengan demikian, kebutuhan migas tingkat nasional secara jangka panjang diharapkan bisa terpenuhi. Padahal, kebutuhan nasional sendiri selalu meningkat terus menerus setiap waktu. Sebaliknya, tidak adanya peningkatan dalam hal infrastruktur untuk kapasitas nasional. Atas kondisi inilah, pihak pemerintah melakukan rancangan sejumlah proyek infrastruktur di bidang migas secara besar-besaran. Sama halnya dengan proyek lainnya, maka pada proyek ini pihak pemerintah mempunyai ketertarikan dalam hal penyerapan kapasitas modal serta sumber daya pada ekonomi kapasitas besar. Dengan adanya keberhasilan dalam proyek ini, maka diharapkan mampu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Seperti halnya proyek lainnya, maka strategi pembangunan untuk proyek infrastruktur bidang migas juga dilakukan dengan melakukan kerja sama, baik dengan pihak asing maupun swasta nasional. Kerja sama dengan pihak asing karena pemerintah mempunyai kelemahan dalam kemampuan fiskal. Sehingga, tidak memiliki kemampuan untuk membangun sendiri proyek dengan biaya super mahal. Sementara itu, pendapatan dari pemerintah juga mengalami penurunan besar dengan adanya jatuhnya harga minyak. Sedangkan investasi pada sektor migas sendiri lebih banyak di bagian hilir. Sebab, pangsa pasarnya lumayan besar dan menjanjikan keuntungan lebih pasti untuk jangka panjang. Dalam hal ini, pihak penguasa pada bagian hilir bidang migas nasional adalah Pertamina. Dengan demikian, pihaknya akan dipaksa untuk melakukan kolaborasi dengan modal dari pihak asing untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur bidang migas nasional.
Dalam rangka mengembangkan kondisi proyek migas Indonesia, maka infrastruktur pembangunan diprioritaskan pada kilang. Alasan pembangunan proyek besar pada bidang kilang mempunyai alasan ekonomi cukup sederhana. Secara umum, kilang migas sendiri sebagai jantung pada industri di bidang migas untuk wilayah Indonesia. Sehingga, kini merupakan sumber usaha yang paling penting untuk pihak Pertamina. Berasal dari inilah, migas dari pihak Pertamina dipompa untuk kemudian dialirkan secara menyeluruh kepada jaringan distribusi dari migas, meliputi seluruh wilayah di tanah air. Dengan demikian, sumber keuntungan sendiri berasal dari kilang tersebut. Sementara itu, kegiatan dari hulu migas sendiri dikuasai oleh pihak modal asing. Sedangkan hanya sebagian kecil saja yang dikuasai oleh pihak Pertamina. Selain itu, investasi hulu tidak lagi menghasilkan keuntungan seperti dahulu. Sebab, harga dari migas mengalami kejatuhan di tingkat yang tidak menguntungkan terkait dengan kegiatan dari eksploitasi dari migas di hulu. Oleh karena itu, kegiatan bisnis pada hulu ditengarai mendatangkan kerugian.
Saat ini, kondisi dari proyek migas di Indonesia sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Sebagai langkah antisipasi, maka pihak pemerintah merencanakan infrastruktur pembangunan dengan proyek super mahal. Sehingga, perlu untuk melakukan kerja sama dengan pihak asing. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sejumlah strategi seperti halnya pada proyek lainnya. Sehingga, kondisi proyek migas Indonesia fokus pada kilang, sebab secara keuntungan dalam jangka panjang lebih pasti.